REVIEW NOVEL TERE LIYE: DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN

"Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... Daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya"


Judul              : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis            : Tere Liye
Tebal              : 264 halaman
Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Sinopsis
     Novel Daun yang Jatuh Tak pernah Membenci Angin bercerita tentang seorang gadis yang mencintai lelaki empat belas tahun lebih tua darinya, lelaki yang hadir menjadi malaikat untuk keluarganya. Merasa tidak pantas mencintainya membuat Ia harus berusaha keras untuk menentang perasaannya, namun usahanya menentang perasaan tersebut justru berbuah kenyataan pahit yang harus diterimanya.

~~~

     Novel karya Tere Liye yang bertemakan romansa percintaan ini memiliki alur cerita mirip dengan novel hujan yang juga merupakan karya Tere Liye. Alurnya diawali dengan seseorang yang sedang mengingat kilas balik kehidupaannya, disetiap bab diceritakannya detail kehidupannya dengan sangat jelas mulai dari perasaan senang hingga sedih. Sudut pandang dalam novel ini merupakan sudut pandang orang pertama pelaku utama.
     Berkisah tentang seorang anak berusia tiga belas tahun bernama Tania yang jatuh cinta dengan seseorang yang menjadi malaikat keluarganya, lelaki berusia dua puluh tujuh tahun tersebut bernama Danar. Cinta yang tertanam didalam diri Tania ternyata berlanjut hingga dewasa.
     Alur cerita dari novel karya Tere Liye ini memang hampir sama dengan beberapa novel karya Tere Liye lainnya yang pernah saya baca yaitu novel bergenre percintaan dengan awal cerita yang menurut saya memang kurang menarik dengan konflik yang terlalu biasa namun memang dapat membuat penasaran. Klimaks novel ini memang ada dibagian-bagian akhir cerita, selama membaca pembaca akan dibuat semakin penasaran dengan endingnya. Bisa dibilang semakin dibaca semakin dibuat penasaran.
     Cerita cinta yang terpaut beda usia yang cukup jauh ini mungkin bagi sebagian orang yang membaca berpikir bahwa novel ini sedikit berfantasi, namun jika dilihat pada kehidupan nyata memang ada cinta yang terpaut usia yang cukup jauh, karena cinta memang tak mengenal usia. 
     Didalam novel ini tidak dijelaskan bagaimana seorang laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun bisa jatuh cinta dengan seorang anak berusia tiga belas tahun. Dikarenakan novel ini memiliki sudut pandang orang pertama pelaku utama dan yang menjadi tokoh utamanya adalah Tania maka hanya perasaan Tania yang benar-benar tergambar pada novel ini.
     Pada ending novel ini saya benar-benar hanyut dalam ceritanya, saya dapat merasakan bagaimana perasaan Tania saat itu. Penggambaran perasaan pada novel ini sangat amat baik. Pemilihan kata dan penjelasaan apa yang dirasakan oleh tokoh jelas tergambar sehingga membuat pembaca dapat merasakan feelnya.
     Novel Daun yang Jatuh Tak pernah Membenci Angin berakhir dengan sad ending yang dapat  membuat hati yang membaca ikut merasakan sakit yang dirasakan oleh tokoh. Hal tersebut yang membuat saya menyukai novel ini karena menurut saya jika novel dengan akhir happy ending sudah biasa dan mayoritas dari novel memang berakhir happy ending jarang sekali novel berakhir dengan sad ending. Bagi saya novel sad ending akan lebih menyentuh dan lebih greget untuk dibaca.
     Novel ini mengajarkan tentang keikhlasan, dimana cinta tak harus memiliki. Belajar ikhlas dalam menjalankan hidup dengan segala takdirnya. Mengajarkan betapa pentingnya sebuah kejujuran dan mengajarkan untuk tidak lari dari sebuah masalah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Green Ease Coffee

ONLINE SHOP, RUANG BISNIS TANPA BATAS